Ketika usia mendekati masa-masa
penantian, pasti ada kata cinta yang terlintas, yang menguras dan membrantas,
berfikir keras akan serat makna cinta. Wajarlah jika terlintas dalam pikiran.
Sebenarnya cinta itu fitrah
manusia. Tidak usah di sebut lagi banyaknya yang mendefenisi cinta, dari
berbagai sudut pandang. Bahkan keindahan cinta dan mencintai Allah paparkan
jelas dalam Al-Qur’an.
Ketika kita memutuskan untuk tidak
pacaran, maka akan semakin tinggi tantangan untuk menyikapinya. Karena semakin
seseorang itu dewasa dan berpikir lebih mantang akan jelas bahwa pacaran adalah
yang sangat merugikan dan tak bermanfaat sedekitpun. Sesungguhnya solusi utama yang Rasulullah
sampaikan bagi orang yang jatuh cinta adalah MENIKAH. Karena tak ada obat lain
yang ampuh untuk mengobati seseorang yang jatuh cinta. Pertanyaannya, apa sudah
siap untuk menikah?.
Jika belum siap untuk menikah,
maka menanti dan memperbaiki diri adalah pilihannya. Menanti bukan berarti kita
berdiam diri, namun menjadi diri lebih berarti. Netralkan hati, tanyakan diri
untuk bersiap menanti pangeran hati yang akan menghampiri menjadi jodoh yang
lebih pasti. Cukuplah Allah tempat berharap. Ceritakan rasa cinta kepada-Nya
yang memahami hati kita sebenar-benarnya.
Jika kamu merasa tidak ada pundak
untuk bersandar, ingat masih ada sejadah tempat bersujud. Sampaikan do’a
sebanyak mungkin dan ceritakan kepada-Nya sepanjang mungkin. Sungguh kita akan
merasakan cinta-Nya lah yang luar biasa, kepada-Nya lah tempat paling aman dan
nyaman untuk mencurahkan segala-galanya. Hanya Allah lah yang mengetahui apa
yang terbaik bagi kita.
Jangan pernah mencoba untuk jatuh
cinta yang tak sewajarnya, namun cobalah bangun cinta yang sewajar-wajarnya. Karena
jatuh itu sakit, sedangkan bangun itu bangkit.
#30dwc#jilid9#squad1#day24
#CintaSangMahaCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar