Halaman

Rabu, 08 November 2017

ANTARA CINTA DAN MUARA KEHIDUPAN

Kala kita sudah mencintai sesuatu, seletih apapun, sesibuk apapun kita akan bersemangat memenuhinya. Ya, begitulah cinta. Rasanya ingin meninggalkannya yang membuat letih, namun dengan cinta akan tetap ada panggilan untuk memenuhinya. Sampai-sampai bercucuran keringat, meneteskan air mata, bahkan bercurah darah hingga tersungkur tubuh. Maka akan tetap di lakukan saking cintanya terhadap sesuatu itu.

Namun anehnya, kita akan nyaman, senang dan sangat bersemangat mengerjakannya. Merasa tidak ada beban sedikitpun. Panggilannya, hadirnya cinta bagaikan sihir yang menghipnotis diri, hingga kita akan paripurna berjuang untuknya.

Sehingga kadang kita harus mempertanyakannya, bagaimana ketika cinta itu menyentuh hal yang dibenci Allah? Akan menumbuhkan kemaksiatan, memperbanyak pundi-pundi dosa. Merasa nyaman dan seakan tidak bersalah saat melakukan ketidakbaikan. Bahkan membenarkan diri dengan keburukan yang dikerjakan. Hingga hati menjadi tuli dan tidak mempedulikan kebenaran yang hakiki.

Maka, arahkanlah cinta pada muara cinta kepada Sang Maha Cinta serta hal yang dicintai-Nya. Agar setiap yang dikerjakan menjadi amal kebaikan. Karena sungguh, muara dari jalan kehidupan dunia itu adalah sebuah kematian yang pasti  menghampiri setiap makhluk Allah SWT.  “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. (QS.Ali Imron:185). Yang kematian itu sendiri adalah sebuah proses pembersihan  dan penyucian jiwa manusia dari berbagai dosa-dosa yang dilakukan selama menapaki jalan kehidupan.

Maka berhati-hatilah dengan kata cinta, jangan sampai salah dalam mencintai yang akan membuat hidup penuh kesia-siaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALLAH IS THE BEST PLANNER OF ALL

Hari ini adalah kali kedua aku menemui dosen pembimbing setelah hari kemaren bapaknya juga tidak bertemu, niat hati untuk melanjutkan fase...