Halaman

Senin, 08 Oktober 2018

ALLAH IS THE BEST PLANNER OF ALL


Hari ini adalah kali kedua aku menemui dosen pembimbing setelah hari kemaren bapaknya juga tidak bertemu, niat hati untuk melanjutkan fase bimbingan tugas akhirku. qadarullahnya masih dengan jawaban yang sama. Ya masih belum bertemu. Setelah usut demi usut ke petugas yang ada di ruangan. Ternyata memang sang bapak memang tidak ada sudah 2 hari ini. Berhubung beliau adalah orang penting dan “misterius” untuk ditemui. Baiklah, aku memahami itu. Setidaknya aku sudah berusaha untuk menemuinya sesuai janjiku.

Kali ini juga mengingatkanku kembali akan firman-Nya, bahwa segala yang menimpa tidak luput atas izin-Nya.
🍁
Tiada hal yang pantas untuk digerutui saat semua rencana kita belum bertemu dengan sebaik-baik rencana-Nya, apalagi berputus asa, dan berburuk sangka pada-Nya. Jangan!. Sungguh kita hanya pembuat rencana, namun yang mengesahkan hanya lah Dia. Tak jauh berbeda dengan perjuanganku hari ini, tugasku hanya bisa mengusahakan dan menyelesaikan sebaik mungkin, namun yang meng-Acc-kan tetap dosen pembimbing.
🌸
Tugasku hanya berkomitmen dengan satu kata ini “ Jangan menyerah”, teruslah bersemangat. Yakin saja Allah sedang mempersiapkan yang terbaik dan Allah juga masih memberiku waktu untuk menelisik kembali tugasku untuk benar-benar baik. Ingatlah, bukankah kemudahan itu akan datang tanpa disangka-sangka. Ya begitulah sekelumit runuk pejuang Tesis.
🌹
#CintaSangMahaCinta
#PengagumGerimis

Jumat, 10 November 2017

BERKACA PADA USIA: APA YANG BISA SAYA BERIKAN PADA KEHIDUPAN?





Selama mengikuti kelas menulis, saya banyak dikejutkan dengan pesona-pesona yang luar biasa. Namun yang paling berkesan adalah ketika dipertemukan dengan mereka yang dari usia belia tetapi prestasi yang melangit. Sehingga membuat saya bertanya-tanya “ Saya umur segitu dimana ya?”  pertanyaan itu terus merasuk dalam jiwa, seakan menjadi tamparan hebat untuk diri. Namun, tidaklah berfokus pada pencapaian orang lain terus menerus. Karena tidak ada kata terlambat, mulailah dari sekarang.

Aku ingin katakan, Terkadang terbesit di dalam benak, "Apa yang bisa saya berikan untuk kehidupan?" Sebenarnya Terdapat banyak hal yang yang harus kita berikan untuk kehidupan, dan itu sangat mudah. Salah satunya renungan di atas; sejauh mana kontribusi dan prestasi kita?.  hal ini juga telah Allah jelaskan bahwa "..Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya..."(Hud:61)

Kita dituntut untuk memakmurkan bumi dan menyemai sisi-sisi keindahan di dalamnya.  Seandainya setiap manusia memperhatikan dan mewajibkan dirinya sendiri untuk mempercantik setiap sudut bumi yang di tempatinya, tentunya planet kita ini menjadi syurga bagi setiap mata yang memandanginya.
Banyak dari kita tak sadar, bahwa ia sedang menggenggam berlian, sehingga merasa miskin, berhentilah sejenak, lihatlah berlian di tangan kita.

Tunaikanlah tugas kita sesuai yang diamanatkan Allah dan berkonsentrasi penuhlah terhadap apa yang harus dilakukan. Jangan samapai diri ini lebih banyak melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan menguasai pikiran daripada sesuatu yang dikuasai.

Kamis, 09 November 2017

MENULIS ADALAH INVESTASI AKHIRAT



“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.” [Imam Al-Ghazali]

Bercerminlah dari kata Imam Al-Ghazali tersebut, jika memang kita bukan anak raja yang harus dihormati, atau juga bukan putrid raja yang disegani. Namun buatlah sesuatu yang bermakna bagi diri sendiri dan orang banyak yang akan menjadi jejakkebajikan.

Kamu akan menjadi orang yang beruntung sekali jika setiap detik waktumu tak terlewatkan. Tidak membiarkan pemikiran yang dikarunia oleh-Nya berlalu begitu saja. mereka pergunakan untuk mencatatnya, memaknainya menjadi sesuatu yang berarti bagi diri sendiri maupun orang lain.

Menebarinspirasi kebaikan adalah kemuliaan. Sekata tulisan kebaikan yang ditebar, tetaplah di hitung sebagai sedekah dan akan mengalirkan pahala bahkan menjadi amal jariyah. Begitu juga sebaliknya, sekata tulisan ketidakbaikan yang di tebar tetaplah bernilai dosa. Maka tebarkanlah sebanyak-banyaknya kebaikan.

Ya Allah, jadikanlah tiap ide yang terlintas di kepala ini penghantar amal kebaikan, jadikanlah tiap huruf yang terpakai menjadi butir zarah kemuliaan yang tak putus-putus dari pahala kebaikan. Dan jadikanlah tiap baris kalimat-kalimat menjadi keberkahan yang membersamai.

Menulislah, karena ia adalah bagian dari tugas iman. Karena benda pertama yang Allah ciptakan adalah pena, ilmu pertama adalah bahasa, dan ayat pertama adalah “ Baca!” hal ini di riwayati oleh Ahmad yang di tegaskan oleh ibnu taimiyah yaitu “Makhluk yang pertama yang dicipta-Nya adalah pena, lalu dia berfirman, “Tulislah!” Tanya pena, “Apa yang harus aku tulis, Rabbi?” kata Allah, “ Tulis segala ketentuan yang aku takdirkan bagi semua makhluk-Ku.”

Rabu, 08 November 2017

ANTARA CINTA DAN MUARA KEHIDUPAN

Kala kita sudah mencintai sesuatu, seletih apapun, sesibuk apapun kita akan bersemangat memenuhinya. Ya, begitulah cinta. Rasanya ingin meninggalkannya yang membuat letih, namun dengan cinta akan tetap ada panggilan untuk memenuhinya. Sampai-sampai bercucuran keringat, meneteskan air mata, bahkan bercurah darah hingga tersungkur tubuh. Maka akan tetap di lakukan saking cintanya terhadap sesuatu itu.

Namun anehnya, kita akan nyaman, senang dan sangat bersemangat mengerjakannya. Merasa tidak ada beban sedikitpun. Panggilannya, hadirnya cinta bagaikan sihir yang menghipnotis diri, hingga kita akan paripurna berjuang untuknya.

Sehingga kadang kita harus mempertanyakannya, bagaimana ketika cinta itu menyentuh hal yang dibenci Allah? Akan menumbuhkan kemaksiatan, memperbanyak pundi-pundi dosa. Merasa nyaman dan seakan tidak bersalah saat melakukan ketidakbaikan. Bahkan membenarkan diri dengan keburukan yang dikerjakan. Hingga hati menjadi tuli dan tidak mempedulikan kebenaran yang hakiki.

Maka, arahkanlah cinta pada muara cinta kepada Sang Maha Cinta serta hal yang dicintai-Nya. Agar setiap yang dikerjakan menjadi amal kebaikan. Karena sungguh, muara dari jalan kehidupan dunia itu adalah sebuah kematian yang pasti  menghampiri setiap makhluk Allah SWT.  “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. (QS.Ali Imron:185). Yang kematian itu sendiri adalah sebuah proses pembersihan  dan penyucian jiwa manusia dari berbagai dosa-dosa yang dilakukan selama menapaki jalan kehidupan.

Maka berhati-hatilah dengan kata cinta, jangan sampai salah dalam mencintai yang akan membuat hidup penuh kesia-siaan.

WUJUDKANLAH IMPIANMU




“If you can DREAM it, you can DO it” [Walt Disney]

Saya tidak berhenti merajut perencanaan kehidupan, walau nantinya putus di tengah jalan. Rajutan ini jauh lebih awal menghatarkan saya untuk sampai dititik akhir ikhtiar. Bagi saya sangat penting adanya perencanaan. Mungkin bagi orang lain hal ini adalah hal konyol, untuk apa capek-capek buat rencana mending jalani hidup seperti air mengikuti kemana aliran pergi. Saya ingin katakan air itu mengalir sampai titik terendah,perlu kita ketahui bahwa kita diminta mencapai puncak tertinggi kehidupan.

Bagi saya menulis rencana itu bagaikan memenuhi setengah ikhtiar. Dengan menuliskan rencana, maka akan berupaya sekuat tenaga menggerakan diri untuk menggapai berbagai asa. saya akan jauh berpikir ke depan tentang masa depan dan rencana, Menulis rencana berarti menyapa Allah dengan rencana dalam doa-doa. Agar jalan hidup lebih berirama, bergerak selaras menuju surga-Nya.Dengan ada rencana itu akan mudah untuk mengevaluasi kinerja kita, Apakah setiap harinya sudah bergumul dalam kebaikan atau kesia-siaan. Kita belajar memahami kelemahan dan apa yang masih bisa dikejar.

"Tulislah rencanamu dengan pensil, lalu berikan penghapusnya kepada Allah. Biarkan Ia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikannya dengan skenario-Nya yang jauh lebih indah." (unknow)

Dengan demikian cita-cita tinggi dan impian-impian yang luhur adalah sesuatu yang mungkin terjadi, dengan syarat kita harus mengaturnya dengan baik.
Teruslah merenda asa meskipun keberhasilan belum tampak nyata, tanamkan jiwa pantang menyerah saat tantangan datang melanda. Karena kita tidak pernah tahu dari usaha yang mana yang mampu menjemput takdir indah-Nya. Selalu berpikir positif dan teruslah mencoba, selama mencoba itu tidak dosa. Sungguh, tak perlu ragu, Allah Maha Tahu.

#30dwc#jilid9#squad1#day29


Selasa, 07 November 2017

BERLARI DAN BERGEGASLAH KARENA WAKTU TIADA MENANTIMU





Seperti biasa, setiap pagi datang yang menjadi hal utama yang harus kita tanamkan adalah hari ini lebih baik dari hari kemaren. Bergegas dan bersegeralah menyelesaikan yang belum terselesaikan.

Banyak yang menyampaikan bahwa “Rasanya sudah tidak ada lagi yang saya lakukan. Saya sudah selesai dengan pekerjaan ini dan saya akan beristirahat.” ini sangat keliru, mengapa?, karena sesungguhnya kita tidak pernah selesai dengan satu urusan.

Jika jiwa merasa cukup dengan satu urusan saja sudah merasa puas, maka apa fungsinya firman Allah yang menegaskan “Maka jika kamu telah selesai dari suatu urusan. Kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” [QS. Al-Insyirah:7]

Saat jiwa merasa cukup puas dengan satu urusan, ingatlah masih banyak lagi urusan yang lain yang menunggu. Ada Al-qur’an 30 juz yang belum dihafalkan, ada banyak buku yang harus di baca, ada kebaikan yang harus kita jemput.

Jelaslah bahwa, ada banyak hal yang harus kita kerjakan, ada banyak kewajiban yang harus kita penuhi. Tapi waktu kita terlalu sedikit dan sempit, usiapun tidak terjamin untuk membersamainya.

Bukankah peristirahatan Abadi itu di syurga-Nya kelak, tidak kah kita tergiur untuk beristirahat disana?. 

Maka benar kata ustdz. K.H. Rahmat Abdullah “teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan hingga kefuturan itu future menyertaimu. Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”


Berlarilah karena waktu tiada menunggu kelambatanmu. Bergegaslah karena waktu tiada menanti kesiapanmu. Bersiaplah dengan apapun yang kita mampu dan jadilah yang berprestasi.



AKU YANG JATUH CINTA PADA DUNIA



Tak banyak dari manusia yang menginginkan kehidupannya sempurna, berjaya dan menjalani kehidupan dengan serba positif dan ideal. Dengan keterpesonaan dunia yang memukau, membuat mata enggan berkedip melihat kehidupan abadi di akhirat.


Masih terekam jelas dalam ingatanku, bertahun-tahun silam diriku yang selalu menjadikan pencapaian hidup yang paling bahagia dan menyenangkan itu adalah jika mampu menaklukan dunia dengan kemampuan yang ada. Dengan memiliki  Gelar yang terhormat,  harta yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan bahkan kepopuleran yang mendunia. Sampai aku lupa bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan sementara.

Padahal  Allah sudah jelas menggambarkan tentang dunia dalam firman-Nya "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat kelak ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." [Al-Ankabut:64]

Sungguh, bukankah tanpa-Nya hal itu bisa didapatkan?  Jika hal itu benar, tanpa harus bersujud kepada-Nya, maka aku yakin ada hal yang di janjikan-Nya lebih besar keuntungannya dari sekedar nafsu dunia.

Maka jangan sekali-kali mengagungkan dunia, bersungguh-sungguhlah akan akhirat. Cukup kau jadikan dunia sebagai pesan untuk menginspirasi, sebagai kesempatan beramal dan menebar kebaikan. Sejatinya kita adalah penulis buku kehidupan di akhirat, maka pastikan buku yang kita tulis itu berarti untuk dibaca. Maka cukup jadikan dunia di genggamanmu, dan akhirat selalu di hatimu.

ALLAH IS THE BEST PLANNER OF ALL

Hari ini adalah kali kedua aku menemui dosen pembimbing setelah hari kemaren bapaknya juga tidak bertemu, niat hati untuk melanjutkan fase...